Titik Balik Menuju Harapan Baru




Dalam mengarungi kehidupan memang sudah seharusnya kita menyisihkan waktu untuk sejenak berhenti dan beristirahat. Kemudian mencoba untuk kembali berfikir dan merenungkan apa apa yang sudah kita lakukan di hari hari yang sudah terlewat. Memang tak begitu mudah untuk menemukan momen yang pas dimana kita bisa benar benar merenungkan apa yang sudah kita perbuat selama ini. Pernah saya dengar dari seorang guru bahwa ketika kita ingin benar benar berubah menjadi lebih baik adalah dengan merenung, kemudian menghadirkan penyelasan yang teramat dalam karena menyadari betul telah banyak kesalahan atau kesiasiaan yang banyak kita perbuat. Jika belum bisa menghadirkan penyesalan itu dengan dalam maka akan mudah bagi kita untuk kembali mengulangi kesalahan yang sama. 

Saya pernah berada dalam situasi dimana saya menyesal dengan apa yang telah saya perbuat akan tetapi, setelah beberapa waktu berlalu saya kembali melakukan sebuah kesalahan yang sama. Saya tahu bahwa apa yang saya lakukan adalah sebuah kesalahan akan tetapi saya masih saja terus mengulanginya. Mungkin penyebabnya adalah satu, bahwa sebenarnya aku belum benar benar menghadirkan penyesalan yang sesunggunya.


Dini hari ini 14 Februari 2019, saya mencoba untuk benar benar menghadirkan penyesalan itu. Akhir akhir ini ada beberapa momen yang telah terjadi di kehidupan saya yang membuat saya benar benar ingin segera melakukan perubahan secara totalitas dalam hidup saya. Beberapa hari yang lalu saya menyempatkan diri untuk pulang menemui keluarga saya yang berada di kampung. Setiap saya pulang kampung, semangat baru selalu saya dapatkan. Tentunya pertemuan dengan keluarga selalu memberikan energi energi positif bagi saya, namun tidak seperti pertemuan-pertemuan sebelumnya,  pertemuan kemarin dalam diri saya muncul sebuah perasaan yang mengganjal.   Perasaan tidak enak terhadap orang tua, karena di usia saya yang sudah berkepala dua saya masih sering membebani orang tua saya. Di usia saya yang ke 21 ini saya masih belum bisa untuk mandiri, seharusnya anak seperti saya yang berasal dari keluarga kurang berada harusnya mampu untuk lebih mandiri demi mengurangi beban orang tua saya.


Dari segi keilmuan, sejatinya saya sama sekali tidak terlalu puas dengan apa yang sudah saya pahami dan mengerti tentang bidang keilmuan saya. Begitupun dengan pencapaian prestasi yang pernah saya dapatkan, rasa rasanya harusnya saya bisa melakukan yang lebih baik dari ini. Saya yakin sepenuhnya bahwa sebenernya apa yang sudah saya capai masih jauh dari potensi yang ada dalam diri saya. Saya merasa benar-benar gagal dalam mengelola waktu, sehingga diri saya yang saat ini masih jauh dari yang seharusnya. 

Terlampau banyak waktu yang terbuang sia sia untuk melukkan hal hal yang kurang bermanfaat, yang mana waktu itu harusnya bisa saya manfaatkan untuk menjadikan diri saya lebih baik dari ini,
Dengan saya merenung dan menulis saat ini, harapannya ini bisa menjadikan sebuah titik balik yang benar benar merubah kehidupan saya kedepan, tidak akan lagi waktu yang terbuang percuma. Kedepan saya benar benar ingin bisa memanfaatkan waku saya sebaik mungkin.

Bismillahirrahmanirrahiim 
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url